<aside> <img src="/icons/circle-dot_red.svg" alt="/icons/circle-dot_red.svg" width="40px" /> Tentang Tarlen Handayani

Penjilid buku, Konservator Buku, dan inisiator Kolektif Belajar Konservasi / Bookbinder, Book Conservator & Inisiator the Collective Learning Conservation

Tarlen Handayani adalah konservator buku, pengelola komunitas, pendiri Klub Masak Sirja dan Kolektif Belajar Konservasi. Lulusan jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi dari Universitas Islam Bandung, Indonesia (2001). Tarlen juga pendiri dan pengelola komunitas literasi Tobucil & Klabs di Bandung, Indonesia, yang dipimpinnya selama dua dekade (2001-2021). Tarlen menerima beasiswa untuk program pertukaran budaya dari Asia Cultural Council di New York City, USA, pada tahun 2008. Dia mulai belajar menjilid buku di Etsy Lab, Brooklyn, USA (2008), dan mendalami keahliannya di The Canadian Bookbinders and Book Artists Guild. (CBBAG), Toronto, Kanada (2018-2019).

Berpindah ke Yogyakarta pada 2020 pada saat pandemi, Tarlen mendirikan Klub Masak Sirja bersama sahabatnya Tiko Sukarso yang mengkampanyekan makan sayur yang mudah dan enak. Selain itu Tarlen juga memfokuskan keahliannya sebagai ‘bookbinder’ pada bidang konservasi buku dan arsip. Pada bulan November 2023, Ia menjadi salah satu presenter pada tahun kebudayaan Qatar dan Indonesia dengan tema: “ Culture Beyond Books: Traditional Bookbinding from Indonesia” dan berlanjut pada Februari 2024, Tarlen mendapatkan undangan untuk melakukan observasi dan lokakarya di Preservation and Conservation Distinctive Collection Qatar National Library dengan disponsori oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Republik Indonesia. Setelah kembali ke Indonesia pada bulan Maret 2024, Tarlen mendirikan Kolektif Belajar Konservasi (the Conservation Learning Collective) yang bertujuan mengumpulkan kembali pengetahuan tentang bahan, material, teknik, ketukangan serta perspektif konservasi yang dilakukan komunitas sebagai bagian dari kerja perawatan kebudayaan Indonesia.

She was born in Bandung and graduated with a bachelor's degree in Journalism from Bandung Islamic University, Indonesia (2001). She is the founder and literacy community organizer of Tobucil & Klabs in Bandung, Indonesia, which she led for two decades (2001-2021). She was a grantee for a cultural exchange program from the Asia Cultural Council in New York City, USA, in 2008. She began her bookbinding craftsmanship by taking a basic bookbinding course at Etsy Lab, Brooklyn, USA (2008), and fundamental courses at The Canadian Bookbinders and Book Artists Guild, Canada (2018-2019).

Moving to Yogyakarta in 2020 during the pandemic, Tarlen founded Klub Masak Sirja with her friend Tiko Sukarso, promoting easy and delicious vegetable eating. Additionally, Tarlen focused her expertise as a bookbinder on the field of book and archive conservation. In November 2023, she became one of the presenters at the Qatar and Indonesia cultural year with the theme: "Culture Beyond Books: Traditional Bookbinding from Indonesia" and continuing in February 2024, Tarlen received an invitation to conduct observations and workshops at the Preservation and Conservation Distinctive Collection of Qatar National Library, sponsored by the Director General of Culture, Ministry of Education, Culture, Research and Technology, Republic of Indonesia. After returning to Indonesia in March 2024, Tarlen established the Collective Learning Conservation, which aims to regather knowledge about materials, techniques, craftsmanship, and conservation perspectives carried out by communities as part of Indonesian cultural preservation work.

Contact:

[email protected]

IG @vitarlenology

</aside>